Terapi akupuntur pada penyakit asma

Banyak pasien mempertanyakan apakah akupuntur dapat mengobati atau mengatasi penyakit asma akut dan kronis? Akupuntur adalah salah satu jenis pengobatan tradisional yang sudah dipraktikkan ribuan tahun di Cina. Akhir-akhir ini, akupuntur dipercaya sebagai salah satu pengobatan alternatif bagi para penderita asma. Benarkah hal tersebut?

Penyakit Asma merupakan gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengik, sesak napas, dada terasa berat dan batuk batuk terutama malam dan atau dini hari. Gejala tersebut timbul akibat inflamasi dan kontraksi otot polos bronkus dan bronkiolus.

Asma terdapat pada semua umur terutama usia dini. Kira-kira separuh timbul sebelum usia 10 tahun dan sepertiga kasus timbul sebelum usia 40 tahun. Rasio anak laki : perempuan = 2:1 yang menjadi sama pada usia dewasa atau 30 tahun. Prevalensi asma anak di Indonesia sekitar 10% pada anak usia 6-7 tahun dan sekitar 6,5 % pada anak usia <14 tahun.

Faktor resiko terjadinya asma merupakan interaksi antara faktor pejamu (host factor) dan faktor lingkungan. Faktor pejamu disini termasuk predisposisi genetik yang mempengaruhi untuk berkembangnya asma yaitu genetik asma, alergik (atopi), hiperaktiviti bronkus, jenis kelamin dan ras. Faktor lingkungan mempengaruhi individu dengan kecenderungan asma untuk berkembang menjadi asma, menyebabkan terjadinya eksaserbasi dan atau menyebabkan gejala-gejala asma menetap. Yang termasuk faktor lingkungan yaitu alergen, sensitisasi, lingkungan kerja, asap rokok, polusi udara, infeksi pernafasan (oleh virus), diet, status sosio-ekonomi dan besarnya keluarga.

Diagnosis klinis dari asma didasarkan pada gejala yang bersifat episodik, sesak napas yang hilang timbul, mengik, batuk dengan atau tanpa dahak, dada terasa berat dan variabiliti yang berkaitan dengan cuaca. Mengik dan atau batuk kronik berulang merupakan titik awal untuk menegakkan diagnosis. Pemeriksaan penunjang lain bisa juga dilakukan: uji provokasi bronkus, pemeriksaan sputum, eosinofil total, uji kulit, Ig E total dan Ig E spesifik, foto dada dan analisis gas darah dilakukan untuk mendukung diagnosis.

Penatalaksanaan asma dengan cara edukasi (penjelasan mengenai asma, identifikasi dan pengendalian faktor pencetus, penanganan asma di rumah), medikasi dan akupunktur. Adapun tujuan peneatalaksanaan ini adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Medikasi asma untuk mengatasi dan mencegah gejala obstruksi jalan napas, terdiri atas obat pengontrol dan pelega. Pengontrol adalah pengobatan yang dipakai setiap hari untuk jangka waktu yang lama yang bertujuan untuk menjaga agar gejala klinis asma tetap terkontrol terutama melalui efek anti inflamasinya. Pelega merupakan pengobatan yang dipakai bila perlu, kerjanya cepat untuk menormalkan keadaan bronkokonstriksi dan meredakan gejala gejala asma.

Ada dua tujuan dalam pengobatan penyakit asma, yaitu meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh. Akupunktur telah terbukti dapat melegakan saluran nafas yang menyempit sehingga sesak nafas dapat berkurang. Selain itu, akupunktur juga terbukti sebagai anti radang dan anti alergi sehingga dapat mencegah kekambuhan asma.

Kepustakaan :

  1. https://www.fimela.com/beauty/read/3818986/apakah-akupuntur-efektif-mengobati-asma
  2. https://hellosehat.com/pernapasan/asma/pengobatan-asma/
  3. https://ciputrahospital.com/apakah-akupuntur-aman-untuk-dilakukan/

Related Posts